Takhrij Hadis dan Urgensinya
Hadis memiliki kedudukan sebagai sumber ajaran islam kedua setelah
al-Qur’an. Kehadirannya sangat penting sehingga dijadikan sebagai penjelas
terhadap al-Qur’an. Oleh karena itu perlu adanya pemeliharaan terhadap kualitas
hadis shahih dengan menguji keterpercayaanya dalam penyampaian hadis, identitas perawi maupun sanad dan matannya,
hal ini biasa disebut dengan Takhrij Hadis.
Takhrij secara etimologi berasal dari kata kharraja yakhrriju
khurujaan yang kemudian mendapat tambahan tasydid pada ra (‘ain fiil)
menjadi kharraja yukhrriju takhriijan
yang artinya menampakkan, mengeluarkan, menerbitkan. Sedangkan secara
terminologi, Takhrij Hadis adalah menunjukan letak asal suatu hadis dari sumber
aslinya, dimana dari sumber tersebut maka akan ditunjukan secara lengkap
mengenai mata rantai sanad dan matan yang bersangkutan. Dengan begitu, maka
dapat diketahui hadis yang ditakhrij termasuk shahih atau dhaif.
Munculnya kegiatan takhrij ini dimulai sejak
ulama mutaakhkhirin. Pada masa itu para ulama merasa kesulitan dalam melacak
hadis yang telah tersebar diberbagai macam kitab dan beragam disiplin ilmu
agama. Sehingga dari sinilah muncul kitab-kitab takhrij. Menurut Dr, Mahmud
at-Thahhan, ulama yang pertama kali melaksanakan takhrij hadis adalah
al-Khathib al- Baghdadiy (w. 463). Kemudian dilanjut oleh al-Syarif Abu
al-Qasim al-Husainiy melalui karyanya Takhrij al-Fawaid al-Muntakhabah
al-Shihhahwa al-Gharaib. Perkembangan berikutnya, mulai muncul kitab-kitab
takhrij hadis dari berbagai macam disiplin ilmu yang berbeda.
Ilmu takhrij hadis salah satu ilmu yang mendapat
perhatian khusus karena didalamnya mengandung kaidah cara mengetahui kualitas
hadis berdasarkan sumber asalnya. Urgensi dari mempelajari takhrij hadis ini yaitu
untuk mengetahui sumber asal hadis, untuk mengetahui mata rantai sanad dan
matan, untuk menegetahui identitas rawi dan untuk menguatkan bahwa hadis
tersebut berasal dari Rasulullah SAW.
Wallahu'alam.
Referensi:.
Qomarullah, Muhammad. Metode Takhrij Hadis dalam Menakar Hadis
Nabi. Jurnal el-Ghiroh, Vol XI No. 9, 2016, hlm 24. https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/view/54/40 (paragraph
2)
Asror, Miftahul & Imam Musbikin. “Membedah” Hadis Nabi
SAW. Madiun: Jaya Star Nine, 2015. (paragraph 3)
Komentar
Posting Komentar